Titik, bening, air mata apikah yang datang tanpa ketukan
Kecemasan tak terbilang membukti biru uratku
Sebab masih selalu kupertanyakan
dimanakah sesungguhnya tanah
mnyembunyikan akar-akarnya
Sayap tak menerbangkan angin
atau jingga dari belahan senja
semuanya samar dan tak terbaca
juga kau yag kuanggap cindera mata
Dua puluh dua purnama yang sesungguhnya
telah hadir pada malam-malam kosongku
dan semuanya retak, tinggal serpihan-serpihan
kecil, seperti butiran pasir laut selatan
Lalu jika kembang-kembang malam
bisa kembali tumbuh dengan sudut lima bintang
Disudut manakah kau berada
*entah, tanyakan saja padanya
#lagi-lagi pemberian teman, 8 tahun yang lalu .. ah, berteman dengan banyak penulis, kenang-kenangannya ya seperti ini ..#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar