Tak ada warna merah saga atau jingga
di langit senja sana. Apapun warnanya, senja selalu mengingatkan aku
padanya. Dia, lelaki pecinta senja. Lelaki yang selalu menyapaku dengan
senyum tulus dan tatapan mata elangnya. Sapaan yang selalu ku tunggu
jika rembang petang menjelang.
Bersandar pada batang nyiur dan
termangu di bibir pantai, ditemani pasir yang asik bercerita bersama
debur ombak, itu caranya menikmati senja. Entah apa yang dia rasakan,
setiap kali menatap matahari tenggelam perlahan di batas cakrawala.
Perpisahan dengan seseorang ? Kerinduan akan masa lalu ? Kenangan yang
tidak mungkin terulang ? Atau harapan agar bisa bertemu senja di esok
hari ? Untuk bisa melukiskan kembali sebuah kenangan yang kelak akan
membangkitkan kerinduan yang baru ?
Sejujurnya, aku ingin ada disampingnya dan saling berbagi
cerita tentang senja. Ah, mimpi.
Lelaki pecinta senja, yang selalu bersama dalam diam, aku rindu senyum dan tatapanmu.
*Sudah beberapa waktu ini tidak pernah ada warna jingga menjelang senja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar